Perempuan Rentan Jadi Korban Kekerasan di Medsos, Founder HCC Borneo Bagi Tips Internet Aman
Tak bisa disangkal, bahwa pengaruh media sosial cukup besar bagi perempuan. Di satu sisi media sosial memang bisa memudahkan hidup kita. Informasi yang serba ada, singkat dan cepat, membantu Anda untuk melek informasi. Namun, terlalu aktif di media sosial juga berbahaya bagi emosi kita. Ini bahayanya jika kita terlalu eksis di media sosial.
Sejak 2015, Komnas Perempuan telah memberikan catatan tentang kekerasan terhadap perempuan yang terkait dengan dunia online, dan menggarisbawahi bahwa kekerasan dan kejahatan siber memiliki pola kasus yang semakin rumit.
Pada 2017, ada 65 laporan kasus kekerasan terhadap perempuan di dunia maya yang diterima oleh Komnas Perempuan.
Hal ini yang menjadi ulasan utama dalam workshop daring “Cara Aman Perempuan Bermedia Sosial” yang digagas PPMN yang menggandeng Jurnalis Perempuan Khatulistiwa (JPK), Senin (18/5/2020).
Founder Hoax Crisis Center (HCC) Borneo, Reinardo Sinaga, menyebutkan menurut riset yang dilakukan oleh firma kemanan digital, Norton, 76% dari 1.000 responden wanita yang berusia dibawah 30 tahun pernah mengalami pelecehan seksual secara online atau Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).
“Di antaranya, ajakan chat yang menggoda dan mengganggu di beberapa platform media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Whatsapp, BBM, dan lainnya,” ujarnya.
Aktivitas kekerasan berbasis Gender Online yang kerap terjadi adalah seperti pelanggaran privasi. Yang dilakukan dengan mengakses, menggunakan, memanipulasi dan menyebarkan data pribadi, foto atau video, serta informasi dan konten pribadi tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan.
Sumber : https://pontianak.tribunnews.com/2020/05/20/perempuan-rentan-jadi-korban-kekerasan-di-medsos-founder-hcc-borneo-bagi-tips-internet-aman