Sepak Terjang Nomi Nanda, Beri Edukasi Perempuan Pentingnya Dapat Akses Layanan Kesehatan di Kubu Raya
Banyak warga tidak paham pentingnya mendapat akses pelayanan kesehatan. Hal ini membuat Nomi Nanda prihatin. Berbekal pengetahuan yang dimiliki sejak 2017, ia berinisiatif menjadi Koordinator Posyandu sekaligus Kader Pos Binaan Terpadu- Penyakit Tak Menular (Posbindu-PTM) di Desa Sungai Raya Dalam, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Kerja kerasnya ini pun membuatnya diganjar sebagai Kader Generasi Sehat Cerdas (GSC) terbaik di Kalimantan Barat.
Oleh Ashri Isnaini
Menjadi Koordinator Posyandu dan Kader Posbindu-PTM merupakan tantangan tersendiri bagi Nomi Nanda. Pasalnya tidak sekedar membantu tenaga kesehatan memberikan pelayanan kesehatan, dalam kesehariannya Nomi juga turut mengedukasi masyarakat khususnya kaum perempuan agar lebih memahami pentingnya mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
Ditemui disela-sela pelayanan Posyandu dan Pobindu-PTM Desa Sungai Raya Dalam belum lama ini, Nomi mengaku secara umum melihat pelayanan kesehatan sudah lumayan baik di desanya.
“Hanya saja, sebagian masyarakat terkesan tidak peduli. Mungkin saja karena sibuk dengan kegiatan di rumah dan tempat kerja. Ditambah belum pahamnya mengenai pentingnya mendapatkan pelayanan kesehatan membuat masih ada sebagian masyarakat khususnya kalangan ibu rumah tangga ini yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal,” papar perempuan 56 tahun ini.
Sebelumnya sekitar tahun 2016 Nomi juga telah bergabung menjadi Kader Generasi Sehat Cerdas (GSC) di desanya, bahkan sempat didaulat menjadi kader GSC terbaik di Kalimantan Barat.
Dengan menyandang predikat terbaik sebagai kader terbaik GSC tingkat Kalbar itulah yang kian memacu dan membuatnya merasa bertanggung jawab untuk terus memberikan konstribusi agar masyarakat.
Khususnya para kaum perempuan dan anak-anak di desanya bisa mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang baik dan terjamin kesejahteraan hidup dan kesehatannya. Kendati hanya bertugas mendampingi tenaga, namun dalam kesehariannya tak jarang Nomi bersama rekan-rekannya juga membantu masyarakat tidak mampu untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan gratis BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari pemerintah.
“Jadi sembari memfasilitasi bagi masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan BPJS, kami juga sembari mengedukasi masyarakat terkait pentingnya mendapatkan layanan kesehatan ini,” ucapnya.
Lebih dari 3 tahun tahun menjadi koordinator Posyandu sekaligus kader Posbindu PTM di desanya, Nomi mengaku hingga kini masih terdapat sejumlah kendala baginya untuk mengedukasi masyarakat terutama kaum perempuan terkait pentingnya mendapatkan pelayanan kesehatan baik untuk diri sendiri maupun anak-anak di rumah.
Misalnya saja, masih ada sebagian kalangan ibu rumah tangga yang masih enggan memeriksakan kondisi perkembangan janin selama masa kehamilan secara rutin ke bidan hingga masih ada sebagian yang enggan memberikan imunisasi lengkap bagi anak-anaknya sejak usia dini.
“Karena sebagian warga masih percaya kalau anak mereka akan baik-baik saja karena dinilai sudah memiliki imunitas tubuh yang baik. Faktor tradisi secara turun temurun juga ada. Makanya saya bersama kader Posyandu dan Posbindu lainnya terus berupaya meyakinkan mereka dengan pendekatan persuasif sehingga mereka lebih memahami pentingnya memeriksakan kesehatan diri terutama di masa kehamilan hingga memberikan imuniasai yang lengkap bagi anak-anak di rumah,” jelas Nomi.
Sama halnya dalam pemeriksaan kesehatan terkait deteksi dini terhadap potensi Penyakit Tidak Menular (PTM). Masih ada warga yang enggan memeriksakan kesehatan, meskipun telah diberikan jadwal rutin pemeriksaan kesehatan oleh Posbindu desa setempat.
“Selalu saya sampaikan, kalau bukan diri kita sendiri, siapa lagi yang akan memerhatikan kondisi kesehatan kita,” ungkapnya.
Nomi menilai dalam mengedukasi masyarakat terkait pentingnya mendapatkan pelayanan kesehatan juga dibutuhan kerjasama dari sejumlah pihak terkait. Sehingga pesan dan pemahaman yang ingin disampaikan bisa diterima secara baik dan maksimal oleh masyarakat.
“Saya merangkul sejumlah kaum perempuan yang telah aktif di sejumlah kegiatan organisasi masyarakat, para alumni sekolah kepemimpinan Paradigta menjadi kader Posyandu dan Posbindu di desa. Karena saya meyakini dengan pengetahuan dan skill yang dimiliki kaum perempuan juga bisa memberikan pemahaman yang baik bagi masyarakat terkait pelayanan kesehatan dan sejenisnya,” jelasnya.
Tidak cukup dengan menjadi kader Posyandu dan Posbindu PTM, untuk memperjuangkan akses pelayanan kesehatan bagi kaum perempuan, pada tahun 2017 lalu Nomi Nanda juga memberanikan diri terlibat menjadi bagian unsur pemerintah dengan dengan menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sungai Raya Dalam.
Dengan kemampuan yang dimiliki, pada Agustus 2018 Nomi diberikan amanah sebagai Ketua BPD Kubu Raya menggantikan ketua BPD sebelumnya yang sedang sakit.
“Saya berharap dan menginginkan dengan menjadi bagian dari unsur pemerintahan desa membuatnya lebih maksimal memperjuangkan akses pelayanan kesehatan masyarakat khususnya bagi kaum perempuan dan anak di desa ini,” ujarnya.
Warga Desa Sungai Raya Dalam, Nurbaiti (41) mengaku tergerak ikut menjadi kader Posbindu PTM di desa lantaran dia melihat masih ada sebagian kalangan masyarakat yang belum pro aktif dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Mskipun saat ini pemerintah sudah menyediakan pelayanan kesehatan secara gratis bagi masyarakat desa.
“Saya dan teman-teman lain bisa terjun langsung menyambangi masing-masing rumah warga untuk turut mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan dalam upaya mendeteksi dini adanya potensi penyakit tidak menular dan sejenisnya. Kalau diketahui sejak awal maka akan bisa lebih mudah untuk ditangani,” jelasnya.
Nurbaiti pun berharap dengan semakin banyaknya kader kesehatan bergerak mengedukasi masyarakat, maka akan membuat pemahaman masyarakat mengenai pentingnya mendapatkan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.
Secara terpisah, Kepala Desa Sungai Raya Dalam, Khairil Anwar menilai keterlibatan kaum perempuan yang tergabung dalam kader Posyandu dan Posbindu sangat diperlukan untuk turut mengedukasi dan memberikan pemahaman bagi masyarakat mengenai pentingnya mendapatkan pelayanan kesehatan.
Sejauh ini Khairil Anwar melihat, cukup banyak kader perempuan di Desa Sungai Raya Dalam yang sudah memiliki wawasan dan pengetahuan sudah baik karena sebelumnya juga sudah banyak berkecimpung dalam kegiatan pengembangan kapasitas diri seperti sekolah paradigta dan beberapa organisasi masyarakat lainnya.
“Saya melihat keterlibatan kaum perempuan untuk mengedukasi dan memberikan pemahaman bagi masyarakat secara bertahap sudah membuahkan hasil dan ini bisa dilihat dari kian baiknya tingkat kesadaran masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di desa,” papar Khairil Anwar.
Melihat kian baiknya potensi dan kapasitas kader perempuan di desanya membuat Khairil Anwar pun memberikan ruang bagi kaum perempuan di desanya untuk berkontribusi lebih besar dalam membangun desa.
“Peluang ini sudah kami berikan bagi para kader perempuan di desa yang ingin berkontribusi membangun desa. Misalnya Ketua Badan Permusyawaratn Desa (BPD) Sungai Raya Dalam itu dipimpin oleh perempuan.
Diharapkan dengan keterlibatan kaum perempuan di BPD ini, juga bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat khususnya kaum perempuan agar bisa lebih berdaya dalam membangun desa dan berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tingkat desa,” pungkasnya. (*)